A. A. Pengantar
Sistem ekskresi adalah salah satu cara dalam membantu memelihara homeostasis (suasana di luar) pada tubuh manusia dan hewan.
Zat sisa hasil metabolisme adalah hasil perombakan zat makanan bermolekul kompleks yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh, bahkan mengandung zat racun yang dapat membahayakan tubuh jika tidak dikeluarkan.
Pada hewan bersel satu, alat ekskresi berupa:
· Vakuola kontraktil,
· Pembuluh malphigi untuk serangga,
· Nefridia untuk cacing tanah, dan
· Sel api untuk planaria.
Pada manusia terdapat banyak organ tubuh yang digunakan sebagai alat ekskresi seperti.
· Kulit,
· Paru-paru,
· Hati, dan
· Ginjal.
Ada empat cara pengeluaran pada hewan.
1. Ekskresi
Pengeluaran sisa metabolisme keluar tubuh seperti keringat.
2. Sekresi
Pengeluaran hasil metabolisme dari kelenjarnya untuk digunakan, seperti pengeluaran enzim pada air liur.
3. Inkresi
Hasil metanbolisme tidak dikeuarkan, tetapi langsung kembali ke darah untuk ditransportasi dan digunakan lagi.
4. Defekasi
Pengeluaran sisa-sisa pencernaan.
Alat Ekskresi | Zat yang Diekskresi |
kulit | · Keringat · Air dan panas tubuh · Garam mineral |
Paru-paru | · CO2 · H2O dan panas tubuh |
Hati | · Pigmen bilirubin · Cairan empedu |
Ginjal | · H2O · Garam mineral dan sampah yang mengandung nitrogen · CO2 dan panas tubuh |
B. B. Kulit
Fungsi kulit bagi manusia adalah:
1. Sebagai alat ekskresi,
2. Sebagai pelindung tubuh karena kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh,
3. Sebagai pengatur suhu tubuh, dan
4. Sebagai reseptor yang menerima rangsangan dari luar.
· Struktur kulit terbagi atas dua bagian utama, yaitu:
1. Lapisan epidermis
Lapisan terluar agak tipis yang disusun atas:
· Stratum korneum, yaitu sel mati, yang berupa keratin (zat tanduk) dan dapat mengelupas. Modifikasi dari stratum korneum adalah kuku, cula, sisik (yang terdapat pada karapak).
· Stratum granulosum, yaitu lapisan yang dapat menghasilkan pigmen kuit atau melanin.
· Stratum germinativum, yaitu lapisan yang selalu membentuk sel ke arah luar karena padat sehingga menghasikan sel-sel baru.
2. Lapisan dermis
Terletak tepat di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis disusun atas;
· banyak pembuluh darah,
· sel reseptor,
· pembuluh saraf,
· kelenjar minyak,
· kelenjar keringat,
· akar rambut, dan sedikit lemak.
Pada keadaan normal, keringat yang ke luar sekitar 50 ml per jam. Jumlah ini dapat berkurang atau bertambah jika terjadi beberapa faktor, seperti suhu lingkungan, aktivitas tubuh yang meningkat, dan gangguan penyerapan air di ginjal.
Penampang kulit
C. C. Paru-Paru
Selain sebagai alat respirasi, paru-paru juga berperan dalam mengekskresikan zat sisa metabolisme dalam tubuh. Sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh paru-paru berupa gas karbondioksida (CO2) dan uap air.
D. D. Hati
Selain menghasilkan kelenjar, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi karena dapat menhasilkan cairan empedu dan merombak hemoglobin menjadi zat warna pada empedu yang berupa bilirubin dan biliverdin.
Hati juga mengekskresikan keratin yang berasal dari pemecahan protein yang di angkut darah dalam hati ke ginjal dan keluar bersama urine. Bilirubin dalam usus akan mengalami oksidasi dan berubah menjadi urobilinogen yang akan keluar bersama feses dan urine. Hal inilah yang membuat feses dan urine berwarna kuning kecokelatan.
Hati memiliki enzim katalase yang berfungsi menguraikan zat hidrogen peroksida sebagai hasil sampingan metabolisme untuk dijadikan air dan oksigen.
E. E. Ginjal
Ginjal adalah organ dalam tubuh yang berfungsi sebagai berikut.
1. Mengekskresikan zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.
2. Mengekskresikan zat yang berlebih seperti vitamin yang larut dalam air.
3. Mempertahankan tekanan osmosis tubuh.
4. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan ginjal berupa urine. Biasanya, orang normal mengeluarkan urine sekitar 900-1.200 ml setiap hari. Proses pembentukan urine dalam ginjal terdiri atas tiga tahapan, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Penampang ginjal
1. Filtrasi (penyaringan)
· Terjadi pada glomerulus dalam kapsul bowman.
· Hasil penyaringan glomerulus adalah fitrat glomerulus atau urine primer yang tidak mengandung protein, tetapi masih ditemukan glukosa, natrium, kalium, asam amino, dan garam lainnya.
2. Reabsorpsi (penyaringan kembali)
· Dari 180 liter urine primer, 99% akan diserap kembali oleh kapiler peritubuler pada tubulus ginjal dan akan direabsorpsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal.
· Glukosa dan asam amino adalah substansi yang masih berguna dalam tubuh sehingga akan dikembalikan ke darah.
· Garam dan bahan lain yang berlebih akan dikeluarkan bersama urine.
· Dengan adanya reabsorpsi, tubulus akan menghasilkan urine sekunder. Di dalam urine sunder tidak ditemukan lagi zat-zat yang berguna, tetapi zat sisa yang bersifat racun bertambah.
3. Augmentasi
· Disebut sebagai proses penambahan urea dan zat sisa yang terjadi di tubulus kontortus distal.
· Disini terjadi proses sekresi zat yang tidak berguna bagi tubuh dari darah ke dalam cairan tubulus. Zat yang biasa disekresikan adalah kalium, NH4, asam urat, asetil kolin, katekolamin, serotonin, serta obat-obatan, seperti penicilin dan aspirin..
Kerja ginjal dalam proses mengeluarkan zat sisa metabolisme sangat berat. Bila dibiarkan lama, sisa metabolisme akan berbau pesing karena terbentuk amonia yang berasal dari urea atau ammonium yang ada di dalam urine.
Ekskresi hewan avertebrata berbeda dengan vertebrata karena hewan ini belum memiliki ginjal yang sempurna. Alat ekskresi berupa saluran malphigi (arthropoda), nefridium (mollusca), dan sel api (plantyhelminthes). Alat ekskresi pada hewan vertebrata telah menggunakan ginjal yang berjumlah sepasang, yang sangat berperan penting dalam membuang sisa metabolisme dan pengaturan cairan dalam tubuh.
Source: S, Sinta Purnama & Zakrinal.2009.Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo
0 comments:
Post a Comment